Dinas Pendidikan Kota Bandung - Jl. Jendral Achmad Yani No. 239 Bandung
44 Jam Touring Pesisir Pantai Selatan Cianjur - Garut
Sebuah buku yang menyajikan teori dan praktik cerdas tentang kegiatan pengendalian mutu program kursus, sehingga dapat membekali Penilik dalam melaksanakan tugasnya. Disajikan dalam bentuk pemahaman tentang beberapa teori yang berkaitan dengan pengendalian mutu program kursus, meliputi kegiatan perencanaan, pemantauan, penilaian, pembimbingan dan pelaporan.
Buku ini yang terdiri atas 7 bagian yang di tuangkan oleh Penulis, terdiri dari bagian pendahuluan, tugas pokok penilik, sasaran dan ruanglingkup pengendalian mutu program kursus, delapan standar penyelengaraan kursus dan pelatihan, uraian kegiatan pengendalian mutu program kursus, standar kualifikasi dan kompetensi Penilik serta penutup. Penulis mengajak pembaca untuk “how to” dan ditujukan untuk berani menuangkan ide dan gagasan, dan memahami dalam melaksanakan pengendalian mutu program kursus dan pelatihan secara masif dan kompeten.
Selain tentang beberapa teori pendukung, penulis menyajikan pula contoh contoh rencana kegiatan, instrumen pemantauan dan penilaian hingga pelaporan berdasarkan pengalaman penulis sebagai Penilik Kursus di Dinas Pendidikan Kota Bandung
Jadilah Penilik Yang Dikenal, Disukai, Diterima Dan Dipercaya
Semua orang tentunya memiliki jiwa petualangan dan keinginan untuk berpetualang. Ingin merasakan kegiatan dan hal hal baru, ingin merasakan sensasi sensasi yang luar biasa. “Out of the frame” banyak orang mengatakan begitu. Ada kegiatan yang ingin dilakukan di luar kegiatan sehari hari yang bersifat rutinitas. Petualangan atau perjalanan atau bahkan kegiatan yang dilakukan biasanya ada yang sudah terencanakan dengan baik. Namun ada pula kegiatan petualangan yang tidak direncanakan. Jiwa petualang selalu ingin melakukan hal hal yang memang mengasyikan, penuh resiko, penuh tantangan, ada masalah yang harus di selesaikan tanpa menghambat petualangan tersebut. Menambah pengalaman pengalaman baru dalam hidupnya. Tentunya harus siap dengan segala yang terjadi, baik itu menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin berbagi pengalaman dalam melakukan perjalanan bersama keluarga tercinta. Pengalaman dalam melakukan perjalanan beberapa waktu yang lalu. Pengalaman dalam mengasah kemampuan “survivel”. Sebenarnya, belum dapat dikatakan sebagai “petualang sejati”, karena masih banyak hal baru yang memang harus dipelajari dalam melakukan perjalanan.
Kenyataanya Penulis sedikit “terjembab” pada kegiatan yang bersifat “out door” yang sering dilakukan oleh keluarga tercinta. Hanya pada kali ini benar benar memacu adrenalin dalam melakukan perjalanan pergi dan pulang dengan jalur yang berbeda. Fantatis, perjalanan yang penulis lakukan melalui pegunungan teh daerah selatan Kabupaten Bandung dilanjutkan menyusuri lokasi air terjun Naringgul hingga hutan belantara pinus sampai dengan garis pantai selatan antara Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut. Pantai selatan sepanjang Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut, memiliki daya tarik tersendiri, namum demikian penataan lokasi wisata yang perlu di revitalisasi ulang oleh pemkab setempat. Terutama pada saat tibanya “long weekend” bagi wisatawan domestik.
Perjalanan Ciwidey-Rancabali-Naringgul-Cidaun-Cikelet sampai Pantai Sayangheulang adalah jalur pemberangkatan yang ditempuh dalam waktu lima jam. Lebih cepat setengah jam dari waktu yang diperkirakan. Dengan beriringan konvoi dua kendaraan, kendaraan jeep pabrikan Jepang kelahiran tahun 1984 dan jeep tua buatan amerika kelahiran tahun 1948. Perjalanan panjang yang cukup menguji kemampuan kendaraan ataukah “drivernya”. Perjalanan yang sungguh mengasyiikan, selanjutnya dengan beberapa lokasi yang penulis kunjungi.
Karena ingin menikmati sensasi yang berbeda, penulis dan keluarga memutuskan untuk kembali ke Cimahi melalui jalur yang lain dengan jalur pergi/berangkat. Jalur yang penulis tempuh yakni Pameungpeuk- Cikelet – Cisewu – Pangalengan. Yang membuat penulis terpacu adrenalinya kembali,karena perjalanan dilakukan pada malam hari. Ada saja “trouble” dalam perjalanan yang penulis alami. Namun hal tersebut dapat di selesaikan dan melanjutkan perjalanan kembali. Selama 40 jam saja. Penulis melakukan perjalanan yang penuh dengan pengalaman, kejadian baru, trouble yang cukup serius pada kendaraan, menikmati pemandangan yang sungguh menakjubkan, Kuasa Allah SWT.
Tanpa persiapan yang maksimal, penulis dan keluarga melakukan perjalanan “apa adanya”. Sebagai pengalaman bagi pembaca lain, perhatikan beberapa tips yang harus diperhatikan.”Pejalanan Tanpa Ekspektasi” ini mudah mudahan dapat menjadikan tambahan informasi bagi pembaca yang ingin melakukan perjalanan atau petualangan.
Dalam melakukan petualangan akan lebih menyenangkan apabila dilakukan bersama orang orang tersayang terutama keluarga. Yang menjadi tujuan akhir adalah proses perjalanan itu sendiri.
Life begins at the end of your comfort zone” by Neale Donals Walsch